Senin, 03 April 2017

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang Masalah
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.

   B.     Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui apa itu pengembangan sistem dalam komputer.
2.      Mengenali apa tahap-tahap dan siklus dalam pengembangan sistem.


   C.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1.      Pengertian pengembangan sistem
2.      Siklus pengembangan sistem
3.      Tahapan dalam pengembangan sistem.

   
BAB II
PEMBAHASAN
       
   A.    Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini:
1.     Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
2.    Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
3 .   Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
4 .   Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
5 .    Tidak efisiennya operasi.
6 .    Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
7 .    Pertumbuhan organisasi.
Sebuah sistem informasi adalah untuk mengatur manusia dan komponen-komponen mesin, dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk mendukung kebutuhan informasi atau bisnis pada sebuah organisasi dan para pengguna sistem. Sistem tersebut tidak seperti paket program perangkat lunak aplikasi tetapi harus terlebih dahulu dikostumisasi.

   B.     Siklus Pengembangan Sistem
1.      Pengertian Siklus Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan sistem. Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu sistem (systems life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya.
Siklus pengembangan sistem (system development life cycle = SDLC) adalah prose formal yang harus dilakukan oleh suatu organisasi yang akan membangun sistem informasi berbasis komputer, yang tergantung beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk ukuran organisasi, deskripsi tugasnya, relevansi pengalamannya, dan latar belakang pendidikan dalam konsep-konsep proses informasi, peralatan, dan teknik.
2.      Keterlibatan Pengguna dalam Pengembangan Sistem
 Berikut ini beberapa contoh bagaimana keterlibatan pengguna di dalam pengembangan suatu sistem, yaitu:
a.       Pentingnya bagi pengguna untuk menjelaskan bagaimana sistem yang sedang berjalan pada bagian tempat pengguna bekerja.
b.      Menemukan dan mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan bagaimana hal itu dapat diperbaiki pada sistem yang baru.
c.       Kemungkinan perlu untuk memakai tenaga analis sistem dan desainer yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem untuk memenuhi kebutuhan bagian.
d.      Kemungkinan anda sebagai pengguna selalu dilibatkan di dalam hal persetujuan proyek dan anggaran sebagai anggota special steering committee.
e.       Pada saat pengembangan sistem akan selesai, pengguna akan dimintai bantuannya untuk mengevalusi dan uji coba, untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan sempurna.
f.       Anda sebagai pengguna turut membantu mempersiapkan sebagian dari dokumentasi yang dikumpulkan selama proses pengembangan sistem.
g.      Anda seharusnya menghadiri pengarahan singkat dan sesi pelatihan untuk belajar bagaimana sistem baru akan mempengaruhi pekerjaan anda dan operasi prosedur baru nantinya.
h.      Terakhir tetapi pasti, anda akan menggunakan sistem yang baru tersebut.
Ada enam tahapan dalam siklus pengembangan sistem secara konseptual, yaitu:
a.       Analisis sistem
Menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
b.      Mendefinisikan kebutuhan sistem baru (perancangan sistem)
Merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
c.      Mendesain sistem baru
Membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak.
d.      Mengembangkan sistem baru dan uji coba oleh pengguna
e.       Implementasi sistem baru
Beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
f.       Evaluasi sistem baru dan pemeliharaan sistem
Mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.

   C.    Tahapan Pengembangan sistem
Tahapan pengembangan sistem adalah yaitu:
Tahap 1:  Analisis sistem berjalan,
Tahap 2:  Mendefinisikan kebutuhan sistem baru,
Tahap 3:  Mendesain sistem baru,
Tahap 4:  Mengembangkan sistem baru dan uji coba oleh pengguna,
Tahap 5:  Implementasi sistem baru,
Tahap 6:  Evaluasi sistem baru, dan
Tahap 7:  Pemeliharaan sistem.
Secara teori inilah siklus hidup pengembangan sistem. Namun pada praktiknya hal ini tidaklah selalu mulus untuk dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi. Terutama adalah pada faktor manusia yang terlibat. Dari pihak pengembang, kurangnya keahlian dan pengalaman bisa menyebabkan kesalahan dalam satu tahapan sehingga menyebabkan siklus ini harus diulangi dari tahapan yang salah. Bisa terjadi bahwa siklus ini dilakukan sampai berulang-ulang. 
Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama dengan pihak pengembang untuk memahami sistem informasi mulai dari awal siklus hidup pengembangan sistem. Namun yang sering terjadi pihak pengguna menyerahkan semuanya kepada pihak pengembang sehingga pada saat implementasi (testing atau training) pihak pengguna tidak menyetujui (menolak) sebagian atau seluruh rancangan dari sistem yang telah selesai dibangun oleh pihak pengembang.

   D.   Prototyping
Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses prototype ini disebut prototyping. Dasar pemikiran adalah membuat prototipe secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.

   1.  Jenis-Jeinis Prototipe
Terdapat dua jenis prototipe yaitu:
·      Prototipe evolusioner (evolutionary prototype)
Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Jadi, satu prototipe akan menjadi sistem aktual.
·      Prototipe persyaratan (requirements prototype)
Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu menggungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. 
Pengembangan Prototipe Evolusioner menunjukkan ada 4 langkah dalam pembuatan suatu Prototipe Evolusiner :
·      Mengindefinisikasi Kebutuhan Pengguna
Pengembangan mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.
·      Membuat Satu Prototipe
Pengembangan mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.
·      Menentukan Apakah Prototype Dapat Diterima
Pengembangan mendemonstrasikan prototype kapada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
·      Menggunakan prototipe
prototipe menjadi sistem produksi.
Langkah-langkah pengembangan prototipe persyaratan yang terlibat dalam pembuatan sebuah tipe prototipe persyaratan:
·      Membuat kode sistem yang baru
Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk pengkodean sistem baru.
·      Menguji sistem baru
Pengembang menguji system.
·      Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat diterima.
·      Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
pendekatan ini diikuti prototipe ditujukan hanya untuk memiliki penampilan dari suatu sistem produksi.

2  .      Daya Tarik Prototyping
pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:
·      Membaiknya komunikasi antara pengembang dari pengguna.
·      Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
·      Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
·      Pengembangan dan pegguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam pengembangan sistem.
·      Implementasikan menjadi jauh lebih mudah terasa pengguna tahu apa yang diharapkan.
3  .      Potensi Kesulitan Dari Prototyping
prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitan tersebut antara lain:
·  Terburu-buru dalam menyerahkan prototype dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternative dan dokumentasi. Dalam jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
·   Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototype yang diberikan yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realitis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
·      Prototype evalusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
·    Antarmuka komputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.


   E.   Pengembangan Aplikasi Lebih Cepat
Satu metedologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah R.A.D. Istilah RAD dari rapid application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin. dan istilah ini pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.
            RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE) adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekata pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh. istilah perusahaan (enterprise) digunakan untuk menjabarkan keseluruhan perusahaan.

1.      Unsur-Unsur Penting Rad
RAD membutuhkan empat unsur penting yaitu:
 1.Mananjemen: Khususnya manajemen puncak, Hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter)yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru  
 2.Orang: Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus
 3. Metodologi: Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
 4. Alat-alat: Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan penciptaan kode.



   F  .    Pengembangan Berfase
Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional menyumbangkan urut-urutan tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan iterarif dari umpan balik para pengguna , dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa keterlibatan pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan. Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap-investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi awal, serta pengujian dan pemasangan sistem. tahap-tahap analisis, desain dan konstruksiawal dilaksanakan untuk setiap modul sistem.
   1.      Tahap-Tahap Pengembangan Berfase                          
Enam tahap pengembangan berfase yaitu:
 1.    Investigasi Awal
     Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.
 2.    Analisis
     pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk model-model proses, data dan objek.
 3.    Desain
Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
  4. Konstruksi Awal
pengembanganmembuat dan menguji peranti lunak dan untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
 5. Konstruksi Akhir
peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sismtem yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya. 
 6.  Pengujian dan Pemasangan Sistem
pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup perantik lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.
2  .      Fase-Fase Modul
Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis data, dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. anda dapat melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.
Jika prototypingpaling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.
  G.  Desain Ulang Proses Bisnis
Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat cepat dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan. Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan dibidang teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang ( reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR ). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1.      TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidup nya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. sistem-sistem seperti ini disebut system warisan (legacy systems), karena mereka terlalu berharga untuk dihapuskan namun menghisap sumber-sumber daya yang dimiliki oleh IS.
2.      Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang system informasi.

1.       Inisiasi Strategis Proyek-Proyek Bpr
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.
      IS menciptakan dua teknik dalam menerapkan BPR-rekayasa terbalik dan rekayasa ulang.
a.      Rekayasa terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelijen bisnis. Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sisem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstaksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.

b.      Rekayas ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.
  H. Menempatkan Sdlc Tradisional, Prototyping, Rad, Pengembangan Berfase, Dan Bpr Dalam Perspekif
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodoligi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan penggunaan sistem. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC.
1.      Alat-Alat Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan system adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodelogi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya seperti metodelogi yang memandu para pengembang system ketika mereka membuat sistem.
2.      Pendekatan Yang Dipicu Oleh Data Dan Di Picu Oleh Proses
Selama tahun-tahun awal penegmbangan sistem komputer, praktis hampir seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan dikerjakan oleh komputer, sebagai kebalikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya sistem manajemen basis data ditahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.
  

3.      Pemodelan Proses
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program. Internasional organization for standardization(ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart,memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Standar flowchart ISO menentukan spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling ahli sekali pun.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data  kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.

4  .      Diagram Arus Data
Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan
1.      Unsur-unsur lingkungan dengan system berinteraksi
2.      Proses
3.      Arus data dan
4.      Penyimpanan data
Unsur-unsur lingkungan, unsur-unsur lingkungan berada diluar batas system. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada system dan menerima output data dari system. Proses, proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar.
Arus data, arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur  data tungal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain. Penyimpanan data, ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang.
Diagram arus data bertingkat (LEVELED DATA FLOW DIAGRAM)
Sebuah diagram yang mendokumentasikan dengan tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (conteks diagram). Sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n ( figure n diagram).
Diagram konteks, diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Ketika meenggambarkan sebuah diagram konteks, anda:
1.      Hanya menggunakan satu symbol proses saja.
2.      Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.
3.      Jangan memberikan nomor pada sistem proses tunggal.
4.      Memasukan seluruh terminator untuk sistem.
5.      Menunjukan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.

2.      Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan( use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem primer dan sekunder. Sistem primer adalah program computer dan system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program komputer.
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus pengunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodelogi pengembangan berfase. DFD mengilustrasi kan suatu tinjauan atas pemprosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya.

I.      Manajemen Proyek
Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelolah oleh manajer unit TI, dengan di bantu oleh manajer dari analisis sistem, pemograman, dan operasi. Melaluai percobaan, tanggung jawab manajemen secara bertahap telah mencapai tingkat manajemen yang lebih tinggi yaitu tingkat strategis dalam kebanyakan kasus.
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek pengembangan tersebut. Banyak perusahaan dapat membentuk satu komite khusus di bawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk mengawasi seluruh proyek system. Tujuan dibentuknya sebuah komite adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secara terus menerus, maka ia disebut sebagai steering committee (komite pengarah)
1.      Steering Committee SIM
Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan digunakan.
Steering committee SIM adalah bukti yang paling nyata bahwa perusahaan memang berniat untuk menjadikan sumber daya infomasi tersedia bagi seluruh pengguna yang benar benar membutuhkannya.
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama:
·   Menciptakan kebijakan yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran strategis perusahaan
·   Melakukan pengendalian fiscal dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan computer.
·         Menyelesaikan perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.
jadi secara tidak langsung tugas steering committee SIM adalah melaksanakan seluruh strategi yang dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya informasi.
2.      Kepemimpinan Proyek
Aktifitas tim akan di arahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan di sepanjang masa proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim proyek tidaklah bersifat terus menerus; biasanya akan di bubarkan ketika implementasi telah selesai di laksanakan.
3.      Mekanisme Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metedologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala, dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan , kita akan dapat mendefinisikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Rencana ini pertama tama dirancang dalam bentuk umu dan selanjutnya dibuat menjadi lebih spesifik. Satu format yang popular untuk rencana terinci adalah grafik gantt, yang mengidetnifikasi pekerjaan-pekerjaan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan dilaksanakan .
Dengan cara ini, komite akan dapat tetap terus mengikuti perkembangan untuk memastikan bahwa proyek akan dapat diselesaikan dengan sukses, dan berada dalam batasan waktu dan anggaran.
4.      Dukungan Web bagi Manajemen Proyek
Selain system manajemen proyek babasis peranti lunak seperti Microsoft project, dukungan juga dapat diperoleh dari internet. Sebagai contoh, Logic Software.

J.     Mengistimasi Biaya Proyek
Mengistimasikan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi satu tugas menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk mengistimasi biaya dan jadwal proyek. Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada tiga komponen:
1.      Informasi mengenai system tertentu yang sedang di buat dan orang yang akan melakukan pengembangan.
2.      Pengalaman historis
3.      Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi
Proses pengistimasi proyek terdiri atas sekumpulan input, alat-alat dan teknik, serta output.

1.      Input Pengestimasian Biaya
Kebutuhan sumber daya (resource requirement) mencantumkan sumber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. Tarif sumber daya (resource rates) adalah biaya per unit untuk setiap jenis sumber daya. Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) menyebutkan periode pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas.
2.      Alat-Alat Dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogi (analogous estimating) menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan. Estimasi dari bawah ke atas (botton-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas dalam grafik gant. Semakin banyak detail awal, maka semakin akurat hasil yang diperkirakan.
Alat-alat terkomputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara terpisah atau untuk menyerdehanakan alat-alat yang baru saja diuraikan. Model-model matematis (mathematical models) dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat simulasi dari berbagai macam scenario.
3.      Output Pengistimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanyadinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, Dolar atau Euro. Detail-detail pendukung mendokumentasikan bagaimana estimasi tersebut dihitung dan setiap asumsi yang diambil. Rencana manajemen biaya (cost management plan) menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelola.
 
BAB III
PENUTUP
   A.   Kesimpulan
Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system development lifa cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis, perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul. Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.

   B.   SARAN
Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga apa yang disajikan memberi ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini penulis mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalah dikemudian hari.

DAFTAR PUSAKA

Mcloed raymond dan george . 2008. Sistem informasi manajemen ,10th ed. Jakarta: salemba empat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar